Jenis/Macam dan Perbedaan Sastra Lama dan Sastra Baru/Modern
Setelah sebelumnya membahas perbedaan pantun lama dan pantun modern, kali ini saya akan membahas jenis-jenis/macam-macam dan perbedaan antara sastra lama dan sastra baru atau modern. Baiklah langsung saja simak pembahasannya berikut ini.
Sebelum membahas jenis-jenis sastra lama dan sastra baru, lebih baik kita membahas perbedaannya saja, karena perbedaan keduanya lebih terperinci.
Tabel Perbedaan Sastra Lama dan Sastra Baru/Modern
Aspek Sastra Lama Sastra Baru/Modern
Bentuk Terikat Bebas
Tema Istana sentris, kaku Masyarakat sentris, kreatif
Bahasa Melayu, Arab Indo-Eropa
Latar Budaya Anonim Nonim
Perkembangan Statis, lisan Dinamis, tulis
Sastra Lama
Pengertian Sastra Lama
Arti/definisi sastra lama adalah karya-karya yang dihasilkan oleh sastrawan yang berada pada zaman kerajaan atau masa dimana belum adanya pergerakan nasional.
Jenis/Macam-macam Sastra Lama
Sastra lama terdiri dari : Pantun, syair, hikayat, legenda, mite, sage, parabel, dan fabel.
Bentuk Sastra Lama
1. Pantun
Pantun adalah bentuk puisi lama dengan ciri-ciri seperti :
• Tiap bait terdiri atas 4 baris
• Tiap baris terdiri atas 8 s.d. 12 suku kata
• Bersajak a b a b
• Baris 1 dan 2 adalah sampiran
• Baris 3 dan 4 adalah isi
Contoh :
Bila terang telah berganti
Sang petang pastilah datang
Bila engkau tak ada dihati
Tak mungkin aku akan meminang
Pada contoh diatas kita lihat sudah bersajak a b a b, dan baris 1 dan 2 adalah merupakan sampiran, sedangkan baris 3 dan 4 adalah isi.
Berdasarkan isinya pantun dibagi menjadi 3 diantaranya :
1. Pantun anak-anak
• Pantun teka-teki
• Pantun jenaka
• Pantun suka cita
• Pantun duka cita
2. Pantun muda-mudi
• Pantun perkenalan
• Pantun percintaan
• Pantun perceraian
• Pantun dagang
3. Pantun tua
• Pantun nasihat
• Pantun adat
• Pantun agama
2. Dongeng
Dongeng adalah bentuk sastra lama yang berupa cerita khayalan(fiksi) yang merupakan bentuk prosa lama.
Macam-macam dongeng
1. Legenda ialah sebuah dongeng rakyat pada jaman dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa sejarah. Contohnya : Asal-usul Bayuwangi
2. Fabel ialah sebuah dongeng yang menggambarkan watak dan sifat manusia yang pelakunya diperankan oleh binatang. Contohnya : Si Kancil yang Cerdik
3. Mite atau Jenis/Macam dan Perbedaan Sastra Lama dan Sastra Baru/Modernmitos adalah dongeng yang berhubungan dengan dewa, roh halus, atau kepercayaan animisme dan dinamisme. Contohnya : Sangkuriang
4. Sage ialah dongeng yang isinya berkaitan dengan sejarah. Contohnya : Jaka Tingkir, Jaka Umbaran
5. Cerita jenaka atau pelipur lara ialah cerita tentang orang-orang jenaka atau menceritakan humor bangsa Indonesia. Contohnya : Pak Pandir
3. Hikayat
Hikayat ialah karya sastra lama dalam bentuk prosa. Hikayat adalah cerita yang sumbernya bermula dari kisah-kisah raja dan dewa.
Ciri-ciri Hikayat :
• Berlatar belakang tempat antah berantah
• Menceritakan kehidupan raja dan dewa-dewa
• Ceritanya cenderung tentang khayalan
Sastra Modern/Baru
Pengertian Sastra Modern
Arti/definisi sastra modern/baru adalah karya-karya sastra yang hidup dan berkembang di kehidupan masyarakat modern. Sastra modern lahir setelah munculnya pergerakan nasional atau tidak berada pada zaman dahulu atau zaman kerajaan.
Jenis/Macam-macam Sastra Modern
Sastra lama terdiri dari : Prosa, cerpen, novel, roman, puisi, dan drama.
Bentuk Sastra Modern
1. Puisi
Unsur instrinsik puisi diantaranya :
• Diksi yaitu kata-kata yang dipilih seorang penyair dalam menciptakan puisi. Kata-kata tersebut tentu kata yang mengungkapkan keindahan dan perasaan.
• Imaji yaitu upaya penyair dalam membangkitkan daya imajinasi/khayal pembaca tentang peristiwa atau perasaan yang dialami penyair sehingga pembaca ikut merasakannya.
• Majas yaitu pengungkapan bahasa yang dipilih penyair untuk memperjelas maksud. Mengungkapkan dengan gambaran/kiasan, membuat kesegaran, dan menimbulkan kejelasan perasaan.
• Rima yaitu persamaan bunyi dalam puisi yang berguna untuk memperjelas maksud dan menimbulkan keputusan.
• Irama yaitu pergantian naik-turun, panjang-pendek pengucapan bahasa puisi secara teratur.
Unsur ekstrinsik puisi diantaranya :
Contoh: Pendidikan pengarang, sejarah pengarang, agama pengarang, dan latar belakang pengarang.
Teknik membaca puisi diantaranya :
• Ucapan dan gerakan wajar. tidak harus dibuat-buat.
• Pengucapan harus jelas.
Syarat membaca puisi yang baik diantaranya :
• Memahami isi puisi.
• Artikulasi dan intonasi tepat.
• Memberi jeda tekanan pada kata-kata yang penting.
• Mengeja kata-kata dengan jelas disertai mimik yang sesuai apa yang disampaikan.
2. Drama
Drama yaitu sastra baru yang berbentuk cerita atau karangan yang menyajikan bentuk perilaku di atas panggung yang berupa dialog.
Macam-macam drama:
• Komedi yaitu cerita yang di dalamnya mengandung humor.
• Tragedi yaitu cerita yang di dalamnya mengandung kesusahan atau kesulitan.
• Tragedi komedi yaitu cerita yang di dalamnya mengandung kesusahan dan humor/lucu silih berganti.
• Opera/musical yaitu drama yang diiringi oleh musik.
3. Cerpen
Cerpen yaitu sastra modern karangan pendek berbentuk prosa. Dalam cerpen diceritakan sepenggal kehidupan tokoh, baik yang menyenangkan, menyedihkan. mengharukan, atau pertikaian dan mengandung kesan yang sulit untuk dilupakan.
Ciri-ciri cerpen:
• Ceritanya fiktif dan aspek ceritanya menimbulkan efek dan kesan tunggal.
• Mengungkapkan masalah terbatas hal-hal penting saja.
• Menjanjikan peristiwa yang jelas dan cermat.
Sekian yang dapat saya jabarkan, semoga informasi ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Referensi :
• Buku Pintar Pelajaran SD/MI 5 in 1
skip to main |
skip to sidebar
Aku tak tau mana yang benar-benar ku sesalkan;
Shalat lima waktu yang terlewatkan, atau Shalat tepat waktu yang di-sekedar-kan?
Aku tak tau mana yang benar-benar menyedihkan;
Hafalan sedikit lalu terlupakan, atau hafalan banyak tapi tak diamalkan?
Kumpulan Kata adalah sebuah blog yang memuat berbagai kata yang dirangkai menjadi kumpulan cerita, puisi, syair, pantun, gurindam dll.
buchorimania.blogspot.com
Monday, March 27, 2017
Monday, March 20, 2017
Puisi Untuk Ibu
Karunia Terindah
Malam ini sangatlah sunyi
Diriku duduk termenung di halaman
Sambil menatap gelapnya malam
Malam yang sangat sepi
Tanpa dihiasi bintang-bintang
Diriku duduk termenung di halaman
Sambil menatap gelapnya malam
Malam yang sangat sepi
Tanpa dihiasi bintang-bintang
Kemudian datanglah seorang wanita
Ia membelai kepalaku
Ia mengecup keningku
Ia memelukku dengan erat
Sehingga membuat
Malam ini dipenuhi bintang-bintang
Yang berkerlap-kerlip sangat indah
Ia membelai kepalaku
Ia mengecup keningku
Ia memelukku dengan erat
Sehingga membuat
Malam ini dipenuhi bintang-bintang
Yang berkerlap-kerlip sangat indah
Dialah ibuku
Orang paling kucintai
Sesuatu yang paling berharga dalam hidupku
Aku tak bisa lahir tanpanya!
Aku tak bisa hidup tanpanya!
Orang paling kucintai
Sesuatu yang paling berharga dalam hidupku
Aku tak bisa lahir tanpanya!
Aku tak bisa hidup tanpanya!
Dialah Ibuku
Malaikat tanpa sayap
Karunia paling indah dalam hidupku
Dialah pahlawan hidupku yang paling berarti!
Malaikat tanpa sayap
Karunia paling indah dalam hidupku
Dialah pahlawan hidupku yang paling berarti!
Setiap hari aku memanjatkan doa
Agar Ibuku tetap disampingku selama-lamanya
Ya tuhan… janganlah kau ambil dulu nyawa ibuku
Aku belum bisa membahagiakannya!
Aku belum bisa membuatnya tersenyum!
Aku belum bisa membuatnya menangis haru!
Agar Ibuku tetap disampingku selama-lamanya
Ya tuhan… janganlah kau ambil dulu nyawa ibuku
Aku belum bisa membahagiakannya!
Aku belum bisa membuatnya tersenyum!
Aku belum bisa membuatnya menangis haru!
Walaupun aku tahu
Aku pernah membangkang padamu ibu!
Tapi aku tetap menyayangimu
Selama-lamanya
Terimakasih Ibu….
Aku sangat mencintaimu
Aku pernah membangkang padamu ibu!
Tapi aku tetap menyayangimu
Selama-lamanya
Terimakasih Ibu….
Aku sangat mencintaimu
Puisi Islami-Renung
Renung
Aku tak tau mana yang benar-benar ku sesalkan;
Shalat lima waktu yang terlewatkan, atau Shalat tepat waktu yang di-sekedar-kan?
Aku tak tau mana yang benar-benar menyedihkan;
Hafalan sedikit lalu terlupakan, atau hafalan banyak tapi tak diamalkan?
Aku tak tau mana yang benar-benar memalukan;
Ingin tilawah tapi tak bisa, atau bisa tapi tak ingin?
Aku tak tau mana yang benar-benar menyakitkan;
Cacian atas ketulusan, atau pujian atas kemunafikan?
Ingin tilawah tapi tak bisa, atau bisa tapi tak ingin?
Aku tak tau mana yang benar-benar menyakitkan;
Cacian atas ketulusan, atau pujian atas kemunafikan?
Sungguh
Aku tak tau mana yang benar-benar menakutkan;
Mati yang tiba-tiba, atau hidup yang sia-sia?
Aku tak tau mana yang benar-benar menakutkan;
Mati yang tiba-tiba, atau hidup yang sia-sia?
Lalai, bukan lagi lalai lalai bocah lugu yang terkesan lucu
Hati, bukan lagi hati hati balita yang tak tau apa-apa
Tiap lalai ada dosa, tiap hati ada noda
Semoga, kain kafan tidak lebih putih dari hatiku.
Hati, bukan lagi hati hati balita yang tak tau apa-apa
Tiap lalai ada dosa, tiap hati ada noda
Semoga, kain kafan tidak lebih putih dari hatiku.
Puisi Islami-Langkah Hijrah
Langkah Hijrah
Pijakan tanah tak enyah dari tanah
Sederet luka jadikan hikmah
Tanah penanda setiap langkah
Menuju jiwa yang terarah
Sederet luka jadikan hikmah
Tanah penanda setiap langkah
Menuju jiwa yang terarah
Melaju tekad yang membara
Membuang segala duka
Sekelam masa silam, tak terulang dalam takwa
Sekilas separas bunga merekah
Membuang segala duka
Sekelam masa silam, tak terulang dalam takwa
Sekilas separas bunga merekah
Mewangi nampak bahagiah
Menatap langit sang cipta
Percaya akan cinta dari Nya
Menuju Jiwa yang terarah
Menatap langit sang cipta
Percaya akan cinta dari Nya
Menuju Jiwa yang terarah
Tiada nikmat yang dirasa
Langkah terasa hampa
Gelisah, merana penggoyah jiwa
Jika tanpa cinta dari Nya
Langkah terasa hampa
Gelisah, merana penggoyah jiwa
Jika tanpa cinta dari Nya
Sunday, March 12, 2017
Kumpulan Puisi Untuk Guru Terbaik dan Terbaru
Pendidikan merupakan investasi paling menguntungkan bagi kita semua. Tanpa pendidikan apalah jadinya kita. Pendidikan mampu menciptakan pemikiran kritis, sikap yang baik dan tentunya pengetahuan kita yang semakin luas dan bermanfaat untuk orang banyak. Pendidikan memberikan dampak yang positif bagi kita secara pribadi dan menjadikan nilai plus bagi yang memiliki pengetahuan dan wawasan luas.
Pernah mendengar bahwa senjata paling mematikan di dunia adalah pendidikan. Kiranya memang benar, tanpa pendidikan suatu negara menjadi rapuh, tidak ada kemajuan disemua lini kehidupan, dengan adanya pendidikan suatu negara dapat berkembang. Semua itu dikarenakn sumber daya manusia yang dimiliki merupakan sumber daya yang unggul. Unggul dalam ilmu pengetahuan yang mampu menjaga keutuhan negara dan mampu menciptakan suatu karya yang mungkin bisa digunakan untuk pertahanan negara.
Banyak diantara pembaca sekalian pastinya sudah mapan dalam menata kehidupannya sekarang. Mungkin ada yang menjadi guru, dosen, pilot, pelaut, pengusaha, dan masih banyak lainnya. Semuanya itu pastilah dilakukan dengan perjuangan dan usaha yang maksimal penuh dengan pengorbanan. Namun, satu hal yang mendasarinya adalah pendidikan. Kita dapat menghitung, menulis, membaca dan memperoleh pengetahuan salah satunya dari pendidikan yang kita peroleh saat sekolah maupun kuliah.
Semuanya itu berkat jasa Ibu atau Bapak guru yang senantiasa bersabar mengajarkan kita ilmu yang bermanfaat. Maka pantaslah guru-guru kita disebut pahlawan tanpa tanda jasa, yang tanpa pamrih selalu membimbing, mengajarkan ilmunya, memberikan nasehat dan mengarahkan dalam hal yang positif. Tanpa mereka mustahil kita menjadi seperti sekarang ini. Maka dari itu, di sini saya kumpulkan puisi untuk guru, sebagai wujud bakti kita kepada beliau tidak ada salahnya puisi-puisi ini mewakilinya.
Berikut disajikan kumpulan puisi untuk guru yang pastinya terbaik. Kumpulan puisi ini ada yang dikarang oleh sastrawan terkenal Indonesia seperti Chairil Anwar, dan lain sebagainya. Sudah penasaran bagaimana puisi-puisinya. Simak Kumpulan Puisi untuk Guru berikut.
Guruku A+
Mataku terperosok ke depan
Ketika kamu memasuki kelas
Kamu seorang guru yang lucu
Kamu seorang guru yang keren
Kamu pintar, imut dan ramah
Kamu menolong kami semua
Dan jika aku harus menilaimu
Bagiku, kamu A+!
Guruku Nomor Satu
Dengan namamu yang pengasih dan penyayang.
Aku bahagia karena kamu adalah guruku
Aku menikmati setiap pelajaran yang kamu ajarkan
Sebagai seorang teladan, kamu menginspirasiku
Untuk bermimpi, untuk bekerja dan untuk menggapai
Dengan kebaikanmu, aku memperhatikanmu
Tiap hari kamu menanamkan benih-benih
Dengan motivasi dan pengalaman hidupmu
Agar kutahu, agar kutumbuh dan agar kusukses
Kamu menolongku mengembangkan potensiku
Aku berterima kasih untuk semua jasa-jasamu
Aku mendoakanmu tiap hari, dan aku ingin berkata
Sebagai seorang guru, kamu nomor satu!
Terima kasih, guru
Terima kasih, guru
Untuk teladan yang telah kau berikan
Aku selalu mempertimbangkan semua yang kau ajarkan
Dan merefleksikan itu semua pada karakter dan pribadiku
Aku mau menjadi sepertimu
Pintar, menarik, dan gemesin,
Positif, percaya diri, protektif
Aku mau menjadi sepertimu
Berpengetahuan, pemahaman yang dalam
Berpikir dengan hati dan juga kepala
Memberikan kami yang terbaik
Dengan sensitif dan penuh perhatian
Aku mau menjadi sepertimu
Memberikan waktumu, energi dan bakat
Untuk meyakinkan masa depan yang cerah
Pada kita semua.
Terima kasih, guru
Yang telah membimbing kami
Aku mau menjadi sepertimu
Bintang
Aku mencintai kelasmu
Kamu membantuku 'tuk melihat
Bahwa untuk hidup bahagia
Belajar adalah kuncinya
Kamu memahami muridmu
Kamu perhatian dan pandai
Kamu guru terbaik yang pernah ada
Aku tahu itu dari awal kita bertemu
Aku memperhatikan kata-katamu
Kata-kata dari seorang guru sejati
Kamu lebih dari teladan terbaik
Sebagai guru, kamu adalah bintang
Didikan Keras
Ketika aku memasuki kelasmu, aku berpikir
Tantangan apa yang akan kau berikan padaku
Kamu memberiku motivasi untuk melewatinya
Dan menolak kelemahan yang meragukan diri
Kamu sungguh telah membuka pikiranku
Dengan kebijakan, keras dan ketegasan
Kamu membantuku untuk melihat atas
Menemukan tujuan yang harus kucapai
Kamu mengeluarkanku dari kegalauan
Terima kasihku atas jerih payahmu
Apa yang kau ajarkan akan menumbuhkanku
Perhatianmu sangat menyentuh hati dan pikiranku
Aku akan selalu mengingat jeweranmu
Aku berharap semua guru sepertimu
Guru Terbaik
Para guru membuka pikiran para murid
Menunjukkan mereka keajaiban intelektual
Dan membantu mereka menggunakannya
Para guru melatih otot mental para murid
Melenturkan dan menguatkannya di lapangan
Agar mereka dapat mengambil keputusan bijak
Menemukan tujuan mereka di dunia
Dan menjadi orang merdeka
Dalam finansial dan rohani
Guru terbaik mempunyai cukup perhatian
Untuk mendorong dan menggugah para murid
Memaksa mereka mengeluarkan yang terbaik
Untuk memaksimalkan potensi mereka
Terima kasih, guru.
Beberapa Guru
Apa yang kita pelajari
Adalah suatu alat untuk melihat dunia
Apa yang kita pelajari
Menentukan bagaimana kehidupan kita di lingkungan
Beberapa guru mengajarkan kita hal-hal yang benar
Dengan pendekatan yang mudah untuk dipahami
Beberapa guru menciptakan suasana bahagia
Untuk menikmati semua pelajaran yang kita kerjakan
Beberapa guru menjadikan kita pemimpin
Agar bisa mandiri, bahagia dan sukses
Para guru sangat penting untuk kita
Kita akan selalu mengingat mereka
Kamu adalah salah satu guruku
Terima kasih atas semua ilmumu
Aku sungguh menghargaimu
GURU
Oleh Kahlil Gibran
Barangsiapa mahu menjadi guru,
biarkan dia memulai mengajar dirinya sendiri
sebelum mengajar orang lain,
dan biarkan dia mengajar dengan teladan sebelum mengajar dengan kata-kata.
Sebab mereka yang mengajar dirinya sendiri dengan memperbetulkan perbuatan-perbuatannya sendiri
lebih berhak atas penghormatan dan kemuliaan
daripada mereka yang hanya mengajar orang lain
dan memperbetulkan perbuatan-perbuatan orang lain.
Andai kata matahari tiada
Dengar, dengar, Dengarlah isi tulisan ini
Hanya kepadamu harapanku sandarkan
Hanya kepadamu Cita-cita di pertaruhkan
Tak ada Sesuatu yang tak mungkin bagimu
Bangkitlah melawan harus yang terus mendera
Kuasailah dirimu dengan sikap optimis
Paculah laju kudamu Sekencangg-kencangnya
Lawanlah bebuatan terjal yang mengusik di jalanan
Ingat, engkau adalah harapan, Engkau adalah masa depan
Masa depan ada di tangan mu
Harapan terpendam ada di pundak mu
Nasip bangsa mu yang menentukan
Pahlawan Tampa Jasa
Pahlawan tampa tanda jasa
Adalah guru
Yang mendidik ku
Yang membekali ku ilmu
Dengan tulus dan sabar
Denyumanmu memberikan semangat untuk kami
Menyonsong masa depan yang lebih baik
Setitik peluh mu
Menandakan sebuah perjuangan yang sangat besar
Untuk Murut-muritnya
Terimakasih Guru
Perjuangan mu sangat berarti bagiku
Tampamu ku takkan tahu tentang dunia ini
Akan selalu ku panjatkan Do’a untuk mu
Terimakasih Guru ku.
Terimakasih guru
Kaulah pembimbingku
Kaulah pengajarku
Kaulah pendidikku
Guru….
Itulah julukan mu
Yang tak pernah bosan dalam
Mengajar dan membimbing ku
Guru….
Tampa dirimu aku akan hancur
Tampa dirimu aku akan sengsara
Tampa dirimu aku akan sesat
Guru ku….
Terimakasih
Atas Segala Jasa-jasa mu.
Pahlawan Pendidikan
Jika dunia kami yang dulu kosong
Tak pernah kau isi
Mungkin hanya ada warna hampa, gelap
Tak bisa Apa-apa, Dan tak bisa Kemana-mana
Tapi kini dunia kami penuh warna
Dengan goresan Garis-garis dan kata
Yang dahulu hanya mimpi
Kini mulai terlihat bukan lagi mimpi
Itu karena yang kau mengajarkan
Tentang mana warna yang indah
Tentang garis yang harus di lukis
Juga tentang kata yang harus di baca
Terimakasih guru ku dari hati ku
Untuk semua pejuang pendidikan
Karena pendidikanlah kita bisa memperbaiki bangsa
Dengan pendidikanlah nasip kita bisa berubah
Apa yang tak mungkin kau jadikan mungkin
Hanya ucapan terakhir dari mulut ku
Di hari pendidikan Nasional ini
Gempitakanlah selalu jiwa mu
Wahai pejuang pendidikan indonesia.
Baca Juga:
Kumpulan Pusi bertema Perjuangan dan Kepahlawanan
Dunia akan beku dan bisu
pelangi tiada akan pernah terpancar
kehidupan tiada akan pernah terlaksana
Disaat titik kegalauan menghampiri
Terlihat setitik cahaya yang kami cari
Yang nampak dari sudut-sudut bibirmu
Dan gerak-gerik tubuhmu
Engkau sinari jalan-jalan kami yang buntu
Yang hampir menjerumuskan masa sepan kami
Engkau terangi kami dengan lentera ilmu mu
Yang tiada akan pernah sirna di terpa angin usia
Guru……..
Engkau pahlawan yang tak pernah mengharapkan balasan
Disaat kami tak mendengarkan mu
Engkau tak pernah mengeluh dan menyerah
Untuk mendidik kami
Darimu kami mengenal banyak hal
Tentang mana warna yang indah
Tentang garis yang harus di lukis
Juga tentang kata yang harus dibaca
Engkau membuat hidup kami berarti
Guru……
Tiada kata yang pantas kami ucapkan
Selain terimakasih atas semua jasa-jasa mu
Maafkan kami bila telah membuatmu kecewa
Jasa-jasa mu akan kami semat abadi sepanjang hidup kami
Terimakasih guruku, engkau pahlawan ku
Puisi Untuk Guru
Guru, tak pernah terpikirkan sebelumnya olehku
Bahwa engkau datang dengan tekad untuk mencerdaskan anak bangsa
Setiap kali engkau masuk kelas, engkau selalu membawa hal-hal baru di dalam hidupku
Penuh kesungguhan namun tak hilangkan canda
Baru kusadari, bahwa kesalahanku sangatlah tidak terpuji
Terkadang diriku yang membangkang, menghiraukan apa yang diajarkan olehmu
Betapa bodohnya diriku, yang tidak menghargai seluruh perjuanganmu
Engkau selalu menyemangatiku, dan mendorongku disaat aku tidak dapat melangkah maju
Kini, hidupku sudah sedikit berubah, aku slalu ingin mencoba tanpa keluh dan kesah
Aku harap aku dapat terus berkembang menjadi apa yang telah guru ajarkan di dalam hidupku
Engkau akan ada selalu tertanam dalam dihatiku
Mungkin aku bukan murid terbaik untukmu tetapi aku akan berusaha menjadi yang terbaik bagimu sayangmu
Sebagai ganti balas jasamu yang tak akan terganti
Seperti XL kau yang selalu ada untukku
Puisi untuk guru dengan kenangan terindah
Kenangan Indah
Setiap masuk kelas Ia bawa hal baru
Hingga murid slalu menunggu-nunggu
Tak pernah datang terlambat
Aturan waktunya sungguh akurat
Pelajaranpun penuh dengan variasi
Dengan beragam macam aksi
Teriakan, tepuk tangan dan tawa
Yel-yel dan nyanyian bergema
Memberi semangat pada semua
Memberi dorongan untuk mencoba
Dengannya kelas jadi bernyawa
Penuh kesungguhan namun tak hilangkan canda
Puisi Untuk Guru
Orang kata guru itu penat
Gaji tak seberapa kerja berlambak
Aku kata guru itu rehat
Mengajar tak seberapa tapi penuh berkat
Kerja sekerat-sekerat pahala penuh sendat
Ilmu yang dicurah tak dapat disekat
Makin dicurah makin mendekat
Orang kata guru itu sungguh bosan
Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
Pahlawan tanpa tanda jasa
Ialah Guru
Yang mendidik ku
Yang membekali ku ilmu
Dengan tulus dan sabar
Senyummu memberikan semangat untuk kami
Menyongsong masa depan yang lebih baik
Setitik peluhmu
Menandakan sebuah perjuangan yang sangat besar
Untuk murid-muridnya
Terima kasih Guru
Perjuanganmu sangat berarti bagiku
Tanpamu ku tak akan tahu tentang dunia ini
Akan selalu ku panjatkan doa untukmu
Terimakasih Guruku
Kenangan Indah
Setiap masuk kelas Ia bawa hal baru
Hingga murid slalu menunggu-nunggu
Tak pernah datang terlambat
Aturan waktunya sungguh akurat
Pelajaranpun penuh dengan variasi
Dengan beragam macam aksi
Teriakan, tepuk tangan dan tawa
Yel-yel dan nyanyian bergema
Memberi semangat pada semua
Memberi dorongan untuk mencoba
Dengannya kelas jadi bernyawa
Penuh kesungguhan namun tak hilangkan canda
Pahlawan Pendidikan
Jika dunia kami yang dulu kosong
tak pernah kau isi
Mungkin hanya ada warna hampa, gelap
tak bisa apa-apa, tak bisa kemana-mana
Tapi kini dunia kami penuh warna
Dengan goresan garis-garis, juga kata
Yang dulu hanya jadi mimpi
Kini mulai terlihat bukan lagi mimpi
Itu karena kau yang mengajarkan
Tentang mana warna yang indah
Tentang garis yang harus dilukis
Juga tentang kata yang harus dibaca
Terimakasih guruku dari hatiku
Untuk semua pejuang pendidikan
Dengan pendidikanlah kita bisa memperbaiki bangsa
Dengan pendidikanlah nasib kita bisa dirubah
Apa yang tak mungkin kau jadikan mungkin
Hanya ucapan terakhir dari mulutku
Di hari pendidikan nasional ini
Gempitakanlah selalu jiwamu
wahai pejuang pendidikan Indonesia
Guruku Pahlawanku
Andai kata matahari tiada
Dunia akan beku dan bisu
pelangi tiada akan pernah terpancar
kehidupan tiada akan pernah terlaksana
Disaat titik kegalauan menghampiri
Terlihat setitik cahaya yang kami cari
Yang nampak dari sudut-sudut bibirmu
Dan gerak-gerik tubuhmu
Engkau sinari jalan-jalan kami yang buntu
Yang hampir menjerumuskan masa sepan kami
Engkau terangi kami dengan lentera ilmu mu
Yang tiada akan pernah sirna di terpa angin usia
Guru……..
Engkau pahlawan yang tak pernah mengharapkan balasan
Disaat kami tak mendengarkan mu
Engkau tak pernah mengeluh dan menyerah
Untuk mendidik kami
Darimu kami mengenal banyak hal
Tentang mana warna yang indah
Tentang garis yang harus di lukis
Juga tentang kata yang harus dibaca
Engkau membuat hidup kami berarti
Guru……
Tiada kata yang pantas kami ucapkan
Selain terimakasih atas semua jasa-jasa mu
Maafkan kami bila telah membuatmu kecewa
Jasa-jasa mu akan kami semat abadi sepanjang hidup kami
Terimakasih guruku, engkau pahlawan ku
Saturday, March 11, 2017
Kumpulan Puisi Terbaik Sutardji Calzoum Bachri
Kumpulan Puisi Terkenal Karya Sutardji Calzoum Bachri
Sutardji Calzoum Bachri yang akrab dipanggil Bung Tardji, lahir di Rengat, Indragiri Hulu, 24 Juni 1941. Beliau adalah pujangga indonesia yan diberi gelar "Presiden penyair Indonesia".
Bung Tardji dikenal sebagai sastrawan pelopor puisi kontemporer.
Penghargaan yang pernah diraihnya beliau adalah:
1. Hadiah Sastra Asean (SEA Write Award) dari Kerajaan Thailand (1979);
2. Menerima penghargaan Sastra Kabupaten Kepulauan Riau oleh Bupati Kepulauan Riau (1979);
3. Anugrah Seni Pemerintah Republik Indonesia (1993);
4. Menerima Anugrah Sastra Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia Jakarta. (1990an);
5. Penghargaan Sastra Chairil Anwar (1998), dan
6. Dianugrahi gelar Sastrawan Perdana oleh Pemerintah Daerah Riau (2001).
berikut beberapa puisi terkenal karya Sutardji Calzoum Bachri:
ANA BUNGA
Terjemahan bebas (Adaptasi) dari puisi Kurt Schwittters, Anne Blumme
Oleh :
Sutardji Calzoum Bachri
Oh kau Sayangku duapuluh tujuh indera
Kucinta kau
Aku ke kau ke kau aku
Akulah kauku kaulah ku ke kau
Kita ?
Biarlah antara kita saja
Siapa kau, perempuan tak terbilang
Kau
Kau ? - orang bilang kau - biarkan orang bilang
Orang tak tahu menara gereja menjulang
Kaki, kau pakaikan topi, engkau jalan
dengan kedua
tanganmu
Amboi! Rok birumu putih gratis melipat-lipat
Ana merah bunga aku cinta kau, dalam merahmu aku
cinta kau
Merahcintaku Ana Bunga, merahcintaku pada kau
Kau yang pada kau yang milikkau aku yang padaku
kau yang padaku
Kita?
Dalam dingin api mari kita bicara
Ana Bunga, Ana Merah Bunga, mereka bilang apa?
Sayembara :
Ana Bunga buahku
Merah Ana Bunga
Warna apa aku?
Biru warna rambut kuningmu
Merah warna dalam buah hijaumu
Engkau gadis sederhana dalam pakaian sehari-hari
Kau hewan hijau manis, aku cinta kau
Kau padakau yang milikau yang kau aku
yang milikkau
kau yang ku
Kita ?
Biarkan antara kita saja
pada api perdiangan
Ana Bunga, Ana, A-n-a, akun teteskan namamu
Namamu menetes bagai lembut lilin
Apa kau tahu Ana Bunga, apa sudah kau tahu?
Orang dapat membaca kau dari belakang
Dan kau yang paling agung dari segala
Kau yang dari belakang, yang dari depan
A-N-A
Tetes lilin mengusapusap punggungku
Ana Bunga
Oh hewan meleleh
Aku cinta yang padakau!
1999
Catatan: Terjemahan Anna Blume dikerjakan untuk panitia peringatan Kurt Schwitters, Niedersachen, Jerman.
OASE: Sajak-sajak Sutardji Calzoum Bachri
Republikaedisi : 28 November 1999
GAJAH DAN SEMUT
Oleh :
Sutardji Calzoum Bachri
tujuh gajah
cemas
meniti jembut
serambut
tujuh semut
turun gunung
terkekeh
kekeh
perjalanan
kalbu
1976-1979
sajak-sajak: Sutardji Calzoum Bachri
Date: Wed, 17 Nov 1999 01:27:04 -0800
Mailing List MSI Penyair
Pengirim Nanang Suryadi
MANTERA
Oleh :
Sutardji Calzoum Bachri
lima percik mawar
tujuh sayap merpati
sesayat langit perih
dicabik puncak gunung
sebelas duri sepi
dalam dupa rupa
tiga menyan luka
mengasapi duka
puah!
kau jadi Kau!
Kasihku
Memahami Puisi, 1995
Mursal Esten
TRAGEDI WINKA & SIHKA
Oleh :
Sutardji Calzoum Bachri
kawin
kawin
kawin
kawin
kawin
ka
win
ka
win
ka
win
ka
win
ka
winka
winka
winka
sihka
sihka
sihka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
sih
sih
sih
sih
sih
ka
Ku
Memahami Puisi, 1995
Mursal Esten
IDUL FITRI
oleh: Sutardji calzoum bachri
Lihat
Pedang tobat ini menebas-nebas hati
dari masa lampau yang lalai dan sia
Telah kulaksanakan puasa ramadhanku,
telah kutegakkan shalat malam
telah kuuntaikan wirid tiap malam dan siang
Telah kuhamparkan sajadah
Yang tak hanya nuju Ka’bah
tapi ikhlas mencapai hati dan darah
Dan di malam-malam Lailatul Qadar akupun menunggu
Namun tak bersua Jibril atau malaikat lainnya
Maka aku girang-girangkan hatiku
Aku bilang:
Tardji rindu yang kau wudhukkan setiap malam
Belumlah cukup untuk menggerakkan Dia datang
Namun si bandel Tardji ini sekali merindu
Takkan pernah melupa
Takkan kulupa janji-Nya
Bagi yang merindu insya Allah ka nada mustajab Cinta
Maka walau tak jumpa denganNya
Shalat dan zikir yang telah membasuh jiwaku ini
Semakin mendekatkan aku padaNya
Dan semakin dekat
semakin terasa kesia-siaan pada usia lama yang lalai berlupa
O lihat Tuhan, kini si bekas pemabuk ini
ngebut
di jalan lurus
Jangan Kau depakkan lagi aku ke trotoir
tempat usia lalaiku menenggak arak di warung dunia
Kini biarkan aku meneggak marak CahayaMu
di ujung sisa usia
O usia lalai yang berkepanjangan
Yang menyebabkan aku kini ngebut di jalan lurus
Tuhan jangan Kau depakkan aku lagi ke trotoir
tempat aku dulu menenggak arak di warung dunia
Maka pagi ini
Kukenakan zirah la ilaha illAllah
aku pakai sepatu sirathal mustaqim
aku pun lurus menuju lapangan tempat shalat Id
Aku bawa masjid dalam diriku
Kuhamparkan di lapangan
Kutegakkan shalat
Dan kurayakan kelahiran kembali
di sana
AYO
Oleh :
Sutardji Calzoum Bachri
Adakah yang lebih tobat
dibanding air mata
adakah yang lebih mengucap
dibanding airmata
adakah yang lebih nyata
adakah yang lebih hakekat
dibanding airmata
adakah yang lebih lembut
adakah yang lebih dahsyat
dibanding airmata
para pemuda yang
melimpah di jalan jalan
itulah airmata
samudera puluhan tahun derita
yang dierami ayahbunda mereka
dan diemban ratusan juta
mulut luka yang terpaksa
mengatup diam
kini airmata
lantang menderam
meski muka kalian
takkan dapat selamat
di hadapan arwah sejarah
ayo
masih ada sedikit saat
untuk membasuh
pada dalam dan luas
airmata ini
ayo
jangan bandel
jangan nekat pada hakekat
jangan kalian simbahkan
gas airmata pada lautan airmata
malah tambah merebak
jangan letupkan peluru
logam akan menangis
dan tenggelam
dikedalaman airmata
jangan gunakan pentungan
mana ada hikmah
mampat
karena pentungan
para muda yang raib nyawa
karena tembakan
yang pecah kepala
sebab pentungan
memang tak lagi mungkin
jadi sarjana atau apa saia
namun
mereka telah
nyempurnakan
bakat gemilang
sebagai airmata
yang kini dan kelak
selalu dibilang
bagi perjalanan bangsa
OASE: Sajak-sajak Sutardji Calzoum Bachri
Republika edisi : 28 November 1999
HERMAN
oleh: Sutardji Calzoum bachri
herman tak bisa pijak di bumi tak bisa malam di bulan
tak bisa hangat di matari tak bisa teduh di tubuh
tak bisa biru di lazuardi tak bisa tunggu di tanah
tak bisa sayap di angin tak bisa diam di awan
tak bisa sampai di kata tak bisa diam di diam tak bisa paut di mulut
tak bisa pegang di tangan takbisatakbisatakbisatakbisatakbisatakbisa
di mana herman? kau tahu?
tolong herman tolong tolong tolong tolongtolongtolongtolongngngngngng!
Sutardji Calzoum Bachri, O AMUK KAPAK ,1981 1
WALAU
oleh: Sutardji Calzoum Bachri
walau penyair besar
takkan sampai sebatas allah
dulu pernah kuminta tuhan
dalam diri
sekarang tak
kalau mati
mungkin matiku bagai batu tamat bagai pasir tamat
jiwa membumbung dalam baris sajak
tujuh puncak membilang bilang
nyeri hari mengucap ucap
di butir pasir kutulis rindu rindu
HILANG (KETEMU)
oleh: Sutardji Calzoum Bachri
batu kehilangan diam
jam kehilangan waktu
pisau kehilangan tikam
mulut kehilangan lagu
langit kehilangan jarak
tanah kehilangan tunggu
santo kehilangan berak
Kau kehilangan aku
batu kehilangan diam
jam kehilangan waktu
pisau kehilangan tikam
mulut kehilangan lagu
langit kehilangan jarak
tanah kehilangan tunggu
santo kehilangan berak
Kamu ketemu aku
walau huruf habislah sudah
alifbataku belum sebatas allah
1979
Sutardji Calzoum Bachri yang akrab dipanggil Bung Tardji, lahir di Rengat, Indragiri Hulu, 24 Juni 1941. Beliau adalah pujangga indonesia yan diberi gelar "Presiden penyair Indonesia".
Bung Tardji dikenal sebagai sastrawan pelopor puisi kontemporer.
Penghargaan yang pernah diraihnya beliau adalah:
1. Hadiah Sastra Asean (SEA Write Award) dari Kerajaan Thailand (1979);
2. Menerima penghargaan Sastra Kabupaten Kepulauan Riau oleh Bupati Kepulauan Riau (1979);
3. Anugrah Seni Pemerintah Republik Indonesia (1993);
4. Menerima Anugrah Sastra Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia Jakarta. (1990an);
5. Penghargaan Sastra Chairil Anwar (1998), dan
6. Dianugrahi gelar Sastrawan Perdana oleh Pemerintah Daerah Riau (2001).
berikut beberapa puisi terkenal karya Sutardji Calzoum Bachri:
ANA BUNGA
Terjemahan bebas (Adaptasi) dari puisi Kurt Schwittters, Anne Blumme
Oleh :
Sutardji Calzoum Bachri
Oh kau Sayangku duapuluh tujuh indera
Kucinta kau
Aku ke kau ke kau aku
Akulah kauku kaulah ku ke kau
Kita ?
Biarlah antara kita saja
Siapa kau, perempuan tak terbilang
Kau
Kau ? - orang bilang kau - biarkan orang bilang
Orang tak tahu menara gereja menjulang
Kaki, kau pakaikan topi, engkau jalan
dengan kedua
tanganmu
Amboi! Rok birumu putih gratis melipat-lipat
Ana merah bunga aku cinta kau, dalam merahmu aku
cinta kau
Merahcintaku Ana Bunga, merahcintaku pada kau
Kau yang pada kau yang milikkau aku yang padaku
kau yang padaku
Kita?
Dalam dingin api mari kita bicara
Ana Bunga, Ana Merah Bunga, mereka bilang apa?
Sayembara :
Ana Bunga buahku
Merah Ana Bunga
Warna apa aku?
Biru warna rambut kuningmu
Merah warna dalam buah hijaumu
Engkau gadis sederhana dalam pakaian sehari-hari
Kau hewan hijau manis, aku cinta kau
Kau padakau yang milikau yang kau aku
yang milikkau
kau yang ku
Kita ?
Biarkan antara kita saja
pada api perdiangan
Ana Bunga, Ana, A-n-a, akun teteskan namamu
Namamu menetes bagai lembut lilin
Apa kau tahu Ana Bunga, apa sudah kau tahu?
Orang dapat membaca kau dari belakang
Dan kau yang paling agung dari segala
Kau yang dari belakang, yang dari depan
A-N-A
Tetes lilin mengusapusap punggungku
Ana Bunga
Oh hewan meleleh
Aku cinta yang padakau!
1999
Catatan: Terjemahan Anna Blume dikerjakan untuk panitia peringatan Kurt Schwitters, Niedersachen, Jerman.
OASE: Sajak-sajak Sutardji Calzoum Bachri
Republikaedisi : 28 November 1999
GAJAH DAN SEMUT
Oleh :
Sutardji Calzoum Bachri
tujuh gajah
cemas
meniti jembut
serambut
tujuh semut
turun gunung
terkekeh
kekeh
perjalanan
kalbu
1976-1979
sajak-sajak: Sutardji Calzoum Bachri
Date: Wed, 17 Nov 1999 01:27:04 -0800
Mailing List MSI Penyair
Pengirim Nanang Suryadi
MANTERA
Oleh :
Sutardji Calzoum Bachri
lima percik mawar
tujuh sayap merpati
sesayat langit perih
dicabik puncak gunung
sebelas duri sepi
dalam dupa rupa
tiga menyan luka
mengasapi duka
puah!
kau jadi Kau!
Kasihku
Memahami Puisi, 1995
Mursal Esten
TRAGEDI WINKA & SIHKA
Oleh :
Sutardji Calzoum Bachri
kawin
kawin
kawin
kawin
kawin
ka
win
ka
win
ka
win
ka
win
ka
winka
winka
winka
sihka
sihka
sihka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
sih
sih
sih
sih
sih
ka
Ku
Memahami Puisi, 1995
Mursal Esten
IDUL FITRI
oleh: Sutardji calzoum bachri
Lihat
Pedang tobat ini menebas-nebas hati
dari masa lampau yang lalai dan sia
Telah kulaksanakan puasa ramadhanku,
telah kutegakkan shalat malam
telah kuuntaikan wirid tiap malam dan siang
Telah kuhamparkan sajadah
Yang tak hanya nuju Ka’bah
tapi ikhlas mencapai hati dan darah
Dan di malam-malam Lailatul Qadar akupun menunggu
Namun tak bersua Jibril atau malaikat lainnya
Maka aku girang-girangkan hatiku
Aku bilang:
Tardji rindu yang kau wudhukkan setiap malam
Belumlah cukup untuk menggerakkan Dia datang
Namun si bandel Tardji ini sekali merindu
Takkan pernah melupa
Takkan kulupa janji-Nya
Bagi yang merindu insya Allah ka nada mustajab Cinta
Maka walau tak jumpa denganNya
Shalat dan zikir yang telah membasuh jiwaku ini
Semakin mendekatkan aku padaNya
Dan semakin dekat
semakin terasa kesia-siaan pada usia lama yang lalai berlupa
O lihat Tuhan, kini si bekas pemabuk ini
ngebut
di jalan lurus
Jangan Kau depakkan lagi aku ke trotoir
tempat usia lalaiku menenggak arak di warung dunia
Kini biarkan aku meneggak marak CahayaMu
di ujung sisa usia
O usia lalai yang berkepanjangan
Yang menyebabkan aku kini ngebut di jalan lurus
Tuhan jangan Kau depakkan aku lagi ke trotoir
tempat aku dulu menenggak arak di warung dunia
Maka pagi ini
Kukenakan zirah la ilaha illAllah
aku pakai sepatu sirathal mustaqim
aku pun lurus menuju lapangan tempat shalat Id
Aku bawa masjid dalam diriku
Kuhamparkan di lapangan
Kutegakkan shalat
Dan kurayakan kelahiran kembali
di sana
AYO
Oleh :
Sutardji Calzoum Bachri
Adakah yang lebih tobat
dibanding air mata
adakah yang lebih mengucap
dibanding airmata
adakah yang lebih nyata
adakah yang lebih hakekat
dibanding airmata
adakah yang lebih lembut
adakah yang lebih dahsyat
dibanding airmata
para pemuda yang
melimpah di jalan jalan
itulah airmata
samudera puluhan tahun derita
yang dierami ayahbunda mereka
dan diemban ratusan juta
mulut luka yang terpaksa
mengatup diam
kini airmata
lantang menderam
meski muka kalian
takkan dapat selamat
di hadapan arwah sejarah
ayo
masih ada sedikit saat
untuk membasuh
pada dalam dan luas
airmata ini
ayo
jangan bandel
jangan nekat pada hakekat
jangan kalian simbahkan
gas airmata pada lautan airmata
malah tambah merebak
jangan letupkan peluru
logam akan menangis
dan tenggelam
dikedalaman airmata
jangan gunakan pentungan
mana ada hikmah
mampat
karena pentungan
para muda yang raib nyawa
karena tembakan
yang pecah kepala
sebab pentungan
memang tak lagi mungkin
jadi sarjana atau apa saia
namun
mereka telah
nyempurnakan
bakat gemilang
sebagai airmata
yang kini dan kelak
selalu dibilang
bagi perjalanan bangsa
OASE: Sajak-sajak Sutardji Calzoum Bachri
Republika edisi : 28 November 1999
HERMAN
oleh: Sutardji Calzoum bachri
herman tak bisa pijak di bumi tak bisa malam di bulan
tak bisa hangat di matari tak bisa teduh di tubuh
tak bisa biru di lazuardi tak bisa tunggu di tanah
tak bisa sayap di angin tak bisa diam di awan
tak bisa sampai di kata tak bisa diam di diam tak bisa paut di mulut
tak bisa pegang di tangan takbisatakbisatakbisatakbisatakbisatakbisa
di mana herman? kau tahu?
tolong herman tolong tolong tolong tolongtolongtolongtolongngngngngng!
Sutardji Calzoum Bachri, O AMUK KAPAK ,1981 1
WALAU
oleh: Sutardji Calzoum Bachri
walau penyair besar
takkan sampai sebatas allah
dulu pernah kuminta tuhan
dalam diri
sekarang tak
kalau mati
mungkin matiku bagai batu tamat bagai pasir tamat
jiwa membumbung dalam baris sajak
tujuh puncak membilang bilang
nyeri hari mengucap ucap
di butir pasir kutulis rindu rindu
HILANG (KETEMU)
oleh: Sutardji Calzoum Bachri
batu kehilangan diam
jam kehilangan waktu
pisau kehilangan tikam
mulut kehilangan lagu
langit kehilangan jarak
tanah kehilangan tunggu
santo kehilangan berak
Kau kehilangan aku
batu kehilangan diam
jam kehilangan waktu
pisau kehilangan tikam
mulut kehilangan lagu
langit kehilangan jarak
tanah kehilangan tunggu
santo kehilangan berak
Kamu ketemu aku
walau huruf habislah sudah
alifbataku belum sebatas allah
1979
Friday, March 10, 2017
Perbedaan Pantun Lama dan Baru
BAHASA INDONESIA
Pantun lama dan modern
Pada pantun lama, sampiran dan isi memiliki hubungan yang sangat erat. Pantun berikut ini, misalnya, memperlihatkan hal itu.
Jika ada sumur di ladang,
bolehlah kita menumpang mandi.
Jika ada umur yang panjang,
bolehlah kita berjumpa lagi.
Hubungan antara sampiran dan isi pada pantun tersebut tidak hanya pada kesamaan rima: ng/i/ng/i, tetapi juga terletak pada kandungan maknanya. Kemungkinan seseorang dapat menumpang mandi (baris kedua) dan dapat berjumpa lagi (baris keempat) ditentukan oleh dua hal yang memiliki kadar ketermungkinannya sama:
keberadaan sumur di ladang (baris pertama) dan keberadan umur yang panjang (baris ketiga). Padahal, semua orang tahu bahwa tidak semua ladang memiliki sumur dan tidak semua orang memiliki umur (yang panjang). Keberadaan sumur di ladang yang memungkinkan orang dapat menumpang mandi (sampiran), dengan demikian, sangat berkorelasi dengan keberadaan umur panjang yang memungkinkan orang dapat berjumpa lagi (isi). Dengan kata lain, jika tidak ada sumur di ladang dan tidak ada umur yang panjang, harapan (orang) untuk dapat menumpang mandi dan dapat berjumpa lagi itu pun akan sirna.
Dalam perkembangannya (terutama pada pantun modern), hubungan antara sampiran dan isi pantun tidaklah erat, bahkan tidak memiliki hubungan secara subtansi.
Oleh karena itu, meskipun secara subtansi tidak berhubungan, sampiran pantun berikut ini tetap dapat membayangkan isinya.
Air dalam bertambah dalam,
hujan di hulu belum lagi teduh.
Hari kelam bertambah kelam,
sakit di dada belum lagi sembuh.
Berbeda halnya dengan pantun berikut ini.
Anak Pak Dolah makan lepat,
makan lepat sambil melompat.
Nak hantar kad raya dah tak sempat,
pakai sms pun ok wat?
Dalam pantun itu, sampiran (Anak Pak Dolah makan lepat/makan lepat sambil melompat) benar-benar hanya berfungsi sebagai penyedia rima/sajak dan irama untuk isi (nak hantar kad raya dah tak sempat/pakai sms pun ok wat?). Kesan mempermudah pemahaman isi sama sekali tidak tampak karena pilihan katanya terlalu liar, tidak menyarankan sesuatu. Dengan kata lain, pada kebanyakan pantun modern, sampiran dibuat secara asal-asalan (hanya sebagai pelengkap) dan tidak lagi merupakan pembayang isi yang mencerminkan kearifan dan kepiawaian seseorang dalam memahami perilaku alam/suasana sekitar (sebagai latar) yang dijalin dengan penuh logika, wawasan, kewajaran, keindahan, dan perpaduan yang masuk akal (Ensiklopedia Sastra Riau, 2011).
Sumber : Buku Bahasa Indonesia k13 kelas xi
Pantun lama dan modern
Pada pantun lama, sampiran dan isi memiliki hubungan yang sangat erat. Pantun berikut ini, misalnya, memperlihatkan hal itu.
Jika ada sumur di ladang,
bolehlah kita menumpang mandi.
Jika ada umur yang panjang,
bolehlah kita berjumpa lagi.
Hubungan antara sampiran dan isi pada pantun tersebut tidak hanya pada kesamaan rima: ng/i/ng/i, tetapi juga terletak pada kandungan maknanya. Kemungkinan seseorang dapat menumpang mandi (baris kedua) dan dapat berjumpa lagi (baris keempat) ditentukan oleh dua hal yang memiliki kadar ketermungkinannya sama:
keberadaan sumur di ladang (baris pertama) dan keberadan umur yang panjang (baris ketiga). Padahal, semua orang tahu bahwa tidak semua ladang memiliki sumur dan tidak semua orang memiliki umur (yang panjang). Keberadaan sumur di ladang yang memungkinkan orang dapat menumpang mandi (sampiran), dengan demikian, sangat berkorelasi dengan keberadaan umur panjang yang memungkinkan orang dapat berjumpa lagi (isi). Dengan kata lain, jika tidak ada sumur di ladang dan tidak ada umur yang panjang, harapan (orang) untuk dapat menumpang mandi dan dapat berjumpa lagi itu pun akan sirna.
Dalam perkembangannya (terutama pada pantun modern), hubungan antara sampiran dan isi pantun tidaklah erat, bahkan tidak memiliki hubungan secara subtansi.
Oleh karena itu, meskipun secara subtansi tidak berhubungan, sampiran pantun berikut ini tetap dapat membayangkan isinya.
Air dalam bertambah dalam,
hujan di hulu belum lagi teduh.
Hari kelam bertambah kelam,
sakit di dada belum lagi sembuh.
Berbeda halnya dengan pantun berikut ini.
Anak Pak Dolah makan lepat,
makan lepat sambil melompat.
Nak hantar kad raya dah tak sempat,
pakai sms pun ok wat?
Dalam pantun itu, sampiran (Anak Pak Dolah makan lepat/makan lepat sambil melompat) benar-benar hanya berfungsi sebagai penyedia rima/sajak dan irama untuk isi (nak hantar kad raya dah tak sempat/pakai sms pun ok wat?). Kesan mempermudah pemahaman isi sama sekali tidak tampak karena pilihan katanya terlalu liar, tidak menyarankan sesuatu. Dengan kata lain, pada kebanyakan pantun modern, sampiran dibuat secara asal-asalan (hanya sebagai pelengkap) dan tidak lagi merupakan pembayang isi yang mencerminkan kearifan dan kepiawaian seseorang dalam memahami perilaku alam/suasana sekitar (sebagai latar) yang dijalin dengan penuh logika, wawasan, kewajaran, keindahan, dan perpaduan yang masuk akal (Ensiklopedia Sastra Riau, 2011).
Sumber : Buku Bahasa Indonesia k13 kelas xi
Labels
- Puisi (8)
- Tak Berkategori (5)
Contributors
Powered by Blogger.
Entri yang Diunggulkan
Puisi Islami-Langkah Hijrah
Langkah Hijrah Pijakan tanah tak enyah dari tanah Sederet luka jadikan hikmah Tanah penanda setiap langkah Menuju j...